Materi 13 : Pertanyaan khusus laki-laki

Bismillah,. 
Selamat malam, malam ini kembali bertemu di materi pembelajaran Kelas Online Belajar Taaruf. Materinya khusus laki-laki, yaitu pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh seorang laki-laki kepada calon istrinya.
 
Meskipun materinya buat laki-laki, sahabat yang muslimah juga perlu membacanya karena beberapa pertanyaan dibawah juga bisa ditanyakan oleh seorang muslimah terhadap calon suaminya. 
 
1. Bagaimana dengan shalatnya ?
Shalat adalah tiang agama, shalat juga cerminan dari kepribadian seseorang. Salah satu cara termudah mengenali seseorang lihatlah bagaimana shalatnya, lihat bagaimana ia berhubungan dengan tuhan-Nya. Apakah dia shalat dengan rutin 5 kali sehari ? Apakah dia shalat diawal waktu atau malah sering menunda-nunda ? Dan, terakhir apakah shalatnya sudah dilakukan dengan benar ?
 
Ketika seorang wanita menikah maka ia akan mendapatkan 2 peran. Peran sebagai istri dan juga peran sebagai seorang ibu. Dua peran ini tak hanya akan dipertanggung jawabkan di dunia tapi juga di akhirat nanti. Seorang istri yang taat ibadahnya dan benar shalatnya tentu akan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt sehingga menjalankan perannya dengan sebaik mungkin. Bukan karena dan untuk suaminya saja tetapi karena Allah Swt. 
 
2. Bagaimana dengan bacaan Al-qur’annya
Pertanyaan kedua adalah tentang bacaan Al-qur’an. Realita hari ini banyak sekali orang yang belum bisa membaca Al-qur’an. Bukan karena dia tidak punya uang untuk belajar Al-qur’an dan tidak juga karena tidak punya waktu untuk belajar. Tetapi karena tidak hadirnya kesadaran untuk mempelajarinya.
 
Seorang wanita suatu ketika akan menjadi ibu, ibu adalah sebaik-baiknya guru bagi anak-anaknya. Tentu ibu yang baik akan mengajarkan ilmu terbaik pada anaknya yaitu ilmu Al-qur’an, membaca dan mentadabburi Al-qur’an. Ia akan memprioritaskan mengajarkan ilmu ini kepada anaknya dibanding ilmu dunia dan dia memastikan kalau ilmu terbaik itu dia yang mengajarkan. 
 
Poin penting yang perlu ditanyakan tentang bacaan Al-qur’an selain kemampuannya membaca Al-qur’an adalah kemauan untuk terus membaca ayat-ayat Allah Swt ini. Adakah ia merutinkan untuk membaca dan mentaddaburi ayat-ayat Al-qur’an dalam kehidupan sehari-harinya baik ketika lapang maupun sempit ? 
 
3. Bagaimana dengan riwayat pengasuhannya sejak kecil 
 
Kita hari ini adalah produk dari pengasuhan orang tua kita di masa lalu. Ini memang bukanlah pilihan kita, ini adalah sebuah takdir yang harus diterima oleh setiap anak tanpa bisa memilih atau menolak sedikitpun. Karena kita adalah produk pengasuhan dari orangtua kita, dan waktu kehidupan kita lebih banyak bersama orang tua kita sejak dari kandungan, ketika lahir, memasuki masa kanak-kanak hingga remaja. Maka, mau atau tidak karakter kepribadian kita hari ini sangat dipengaruhi oleh pola asuh dari orang tua. 
 
4.  Apakah dia seorang yang paham dan mengerti tentang amanah dan tanggung jawab sebagai istri ?
 
Banyak wanita yang mau menikah tapi belum siap untuk menjadi seorang istri yang seutuhnya. Mereka yang seperti ini biasanya memilih menikah dengan alasan ingin lari dari orangtua atau hanya ingin merasakan sensasi bahagia dari pernikahan. Sehingga ketika mengalami bagaimana sesungguhnya kehidupan pernikahan ia menjadi kaget, dan akhirnya kecewa sendiri dengan pernikahannya. Dia merasakan kalau pernikahan yang selama ini diimpikan ternyata tidak sama dengan realita yang dialaminya.
 
5. Apa rencananya setelah menikah nanti fokus menjadi seorang ibu dan istri atau mengejar karir ?
Tuntunannya dalam Islam seorang wanita setelah menikah perannya hanya dua menjadi seorang istri bagi suaminya dan menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Dengan arti kata seorang wanita fitrahnya di rumah menjadi ibu rumah tangga. Tetapi jika memang darurat harus bekerja semisal menjadi perawat, bidan dan pekerjaan yang tidak bisa digantikan laki-laki tentu boleh bekerja. Tetapi kembali lagi bagi pihak laki-lakinya apakah ini menjadi syarat wajib atau tidak. 
 
6. Apakah dia sudah siap menjadi seorang ibu ?
Siap menikah tapi belum siap memiliki anak memang ada ? Tentu banyak yang seperti ini. Berbagai alasan biasanya hadir seperti masih ingin sama-sama fokus mengejar karir, mengumpulkan dana dulu, belum mau repot dengan anak atau pun alasan lainnya. 
 
Kesiapan untuk memiliki anak dan menjadi seorang bagi wanita semestinya satu paket dengan kesiapan menikah. Ketika seorang muslimah menyatakan diri siap menikah semestinya tentu juga siap untuk menjadi seorang ibu. Sebab, salah satu dari tujuan pernikahan adalah untuk melanjutkan keturunan. 
 
7. Bagaimana pandangannya jika seorang suami yang bertanggung jawab atas ibu dan keluarga lainnya
Ketika wanita sudah menikah maka lepaslah segala tanggung jawab dan kewajiban atas orang tuanya, patuh dan taat kepada suami menjadi hal utama baginya. Namun tidak bagi laki-laki, ketika sudah menikah ia tetap memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama pada orang tuanya dan juga kakak atau adik perempuannya. 
 
Apalagi jika anda adalah anak pertama, orangtua sudah tua maka menjadi tanggung jawab untuk merawat serta mendampingi orang tua anda. Jika memang kondisinya mengharuskan anda membantu keluarga, atau mungkin mengajak orang tua untuk tinggal bersama maka perlu didiskusikan dengan istri ketika masa ta’aruf. 
 
Ini benar suatu yang baik bahkan dianjurkan oleh agama, dan keberkahan pun InsyaAllah akan datang berlimpah bagi anak yang taat pada orang tua dengan merawatnya penuh kasih sayang. Tapi tak semua wanita mau menerima hal ini, ada sebagian wanita yang mungkin merasa lebih nyaman ketika hanya tinggal bersama suami dan anak-anaknya tanpa keikutsertaan orang tua, bahkan ada juga wanita yang malah tidak senang jika uang penghasilan dari suami harus dibagi dengan orang tua dari suami. 
 
Disinilah perlunya komunikasi sedari awal, agar tidak kaget atau malah menjadi sumber masalah setelah menikah kelak. Bahasa sederhananya lebih baik jujur di awal meskipun itu pahit dari pada diakhirnya lebih pahit dan menyakitkan. 
 
8. Apakah dia mampu dan menguasai penyelenggaraan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan hingga menguburkannya ?
Apakah hal ini juga perlu ditanyakan ? 
Begini, jika seorang wanita mempelajari dengan dalam dan seksama hingga menguasai penyelanggaraan jenazah maka itu bisa menjadi tolak ukur betapa pedulinya dia akan risalah agama ini. Kematian adalah satu hal yang pasti akan kita temui dan semestinya ilmu tentang kematian juga hal yang mesti kita kuasai. Jika suatu saat nanti keluarga kita apakah itu anak, ibu, kerabat dekat ada yang meninggal bisa kita yang lansung memandikannya, mengkafani hingga menyalatkan. 
 
9. Nanti setelah menikah mau tinggal dimana ?
Menentukan mau tinggal dimana setelah menikah pada dasarnya adalah hak suami dan istri wajib taat mengikutinya. Komunikasi akan hal ini tetap diperlukan agar tidak timbul perselisihan yang sulit menemukan solusinya setelah menikah. Sebagai contoh pihak wanita menginginkan suami tinggal di rumah orang tuanya dengan alasan orang tua sudah renta dan butuh perawatan namun pihak laki-laki bekerja jauh di luar kota dan menginginkan dia bersama istri tinggal di dekat tempatnya bekerja. Tentu ini akan menjadi dilema tersendiri bagi pihak istri, mau ikut suami tidak tega meninggalkan orang tua sendiri. Sementara jika bersama orang tua suami tidak ridho, mau diajak tinggal bersama di tempat yang ditentukan suami orang tua tidak mau dengan alasan tidak mau meninggalkan rumahnya. 
 
Lagi, lagi komunikasi di awal penting. Menggali apa yang dibutuhkan oleh calon pasangan kita adalah langkah menuju kita menyesuaikan diri untuk menerimanya. 
 
10. Apa visi dan misi pernikahannya ?
Tentang visi dan misi pernikahan sebenarnya juga sudah ditulis dalam biodata ta’aruf. Tetapi anda sah-sah saja untuk menanyakan ulang untuk mengetahui apakah visi dan misi tersebut benar-benar sudah tertanam dalam dirinya atau hanya sekadar tulisan saja. Sehingga ia lupa dengan visi dan misinya. 
 
11. Bagaimana pola hidupnya dalam menggunakan uang ?
Wanita menyukai belanja, inilah salah satu tabiat dari wanita. Diajak berbelanja oleh suami adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang istri, bahkan hal ini disebut-sebut moodbooster terbaiknya para wanita hehe. Dan, katanya lagi suami yang romantis itu yang rajin mengajak istrinya berbelanja atau kalau nggak sempat mengajak rajin transfer uang belanjaan. 
 
Belanja kadang menjadi kebiasaan bagi sebagian wanita, bahkan buruknya banyak yang hobi belanja tanpa memperhitungkan apakah barang itu benar-benar dibutuhkannya atau tidak. Sebelum menikah anda perlu tahu hal ini, karena yang namanya kebiasaan apalagi sudah menjadi karakter akan sulit diubah. Jika anda masih dalam tahap merintis suatu usaha tau mulai berkarir tentu akan kesulitan untuk memenuhi hasrat belanja istri anda nanti. 
 
12. Bagaimana pola hidupnya dalam berpenampilan
Ada wanita yang sangat memperhatikan penampilannya, jika ingin bepergian setidaknya ia memerlukan waktu hampir satu jam untuk dandan. Belum lagi ia memerlukan banyak sekali peralatan make up, bedak dan seterusnya. Ini soal kebiasaan, meskipun bisa diubah tapi sulit.
 
Maka menanyakan perihal ini pada calon anda juga diperlukan, jika anda lebih menyukai wanita dengan tampilan sederhana bukan yang menor. Terlebih lagi tampil secara berlebih-lebihan sehingga mengundang daya tarik orang lain tidak dianjurkan oleh agama. 
 
13. Bagaimana dengan riwayat cinta masa lalunya ?
Salah satu hal yang paling menyakitkan bagi seseorang adalah sulit melupakan masa lalu. Apalagi jika sebelumnya wanita ini pernah menjalin hubungan cinta yang begitu erat dan lekat dengan seorang laki-laki. Sebutlah mereka sudah pacaran selama 5 tahun, tiba-tiba putus, lalu melakukan ta’aruf dengan anda. Anda perlu menanyakan juga bagaimana pacarannya di masa lalu, tanyakan juga bagaimana kisah cintanya di masa lalu apakah sudah selesai atau belum ? 
 
Yang ditanyakan adalah riwayat kisah cinta masa lalunya, apakah sudah move on atau belum. Bukan maksiatnya atau hal berkaitan dengan aibnya.
 
Seni Bertanya Kepada Calon Ketika Taaruf

Untuk ke 13 poin itu menanyakannya tentu ada seninya. Tidak seperti wawancara, atau tidak juga dikasih semua ke calon wanita lalu suruh dia menjawab. Tidak begitu.

13 Poin diatas adalah tema besar yang perlu ditanyakan, didiskusikan dan dimusyawarahkan. Jadi dalam hal ini menanyakannya tidak lansung semua. Bisa dicicil. Dalam proses taaruf ada 2 wadah komunikasi :

  1. Grup whatsapp yang didampingi perantara
  2. Ketika bertemu lansung atau nadhar.

Tema – tema diatas bisa dicicil atau dibahas di 2 wadah tersebut. Misalnya satu waktu membahas tema tentang visi pernikahan. Berarti diskusi, saling tanya jawab, saling mengemukakan pandangan seputar hal itu. Ketika di bagian itu ditemukan kesepahaman, bisa di bahas lagi tema lain.  

Demikian materinya, selamat belajar, selamat menikmati. 

 
Sekian, 
Agus Ariwibowo & Fidayani
Pelayan di belajartaaruf.com
error: Content is protected !!