Materi 15 : Bagaimana Meyakinkan Calon Mertua

Bismillah, lanjut lagi kita materi malam ini ya,  Materinya adalah tentang meyakinkan calon mertua.
 
Satu hal yang mungkin terlupakan oleh banyak laki-laki hari ini adalah tentang siapa yang paling berhak terhadap seorang wanita membuat hatinya terpikat. Siapa yang paling menentukan diterima atau ditolaknya sebuah lamaran, selama ini  banyak di antara laki-laki yang memahami kalau yang berhak memutuskan itu adalah wanitanya. Sehingga ikhtiar yang dilakukan pun adalah bagaimana mendekati dan meyakinkan si wanita agar mau menerima cintanya. 
 
Beragam cara dilakukan agar si wanita mau menerimanya, ketika ada seorang laki-laki yang merasa tertarik dengan wanita maka ia akan mencari nomor kontak si wanitanya, menghubungi wanita untuk berkenalan dan melakukan pendekatan lalu menyatakan cinta, melemparkan bujuk rayu agar si wanita itu mau menerima cintanya. Di sinilah kekeliruannya, karena yang sebenarnya paling berhak atas seorang wanita tersebut adalah ayah (walinya) bukan dirinya sendiri. 
 
Jadi, jika ada seorang laki-laki yang merasa tertarik pada wanita maka hal pertama yang mesti dilakukannya adalah menemui ayah dari pihak wanita tersebut. Mengenalkan diri dan menyampaikan niat baik untuk melamar anak gadisnya. 
 
Menemui calon mertua untuk pertama kalinya tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi kamu, terlebih lagi pertemuan pertama biasanya cukup menentukan. Seorang ayah tentu akan melihat, mengatamati dan menilai calon menantunya sejak pertemuan pertama. Dan dari penilain tersebut akan membuat dia memutuskan apakah akan diterima atau ditolak lamarannya. 
 
Hadirlah dengan niat ikhlas untuk beribadah
Menikah adalah ibadah yang Allah syariatkan dan juga disunnahkan oleh Rasulullah Saw. Begitu juga segala hal yang dijalankan menuju pernikahan akan bernilai ibadah selama itu dilakukan dengan benar. 
 
Maka, ketika seorang  laki-laki dengan niat di hati ingin menggenapkan separuh agamanya. Melangkahkan kaki menuju rumah calon mertua meminta agar mempercayakan anak gadis si ayah untuk menjadi istrinya. InsyaAllah akan Allah catat sebagai amal ibadah. 
 
Manusia melakukan Allahlah yang menentukan, saat seorang laki melakukan lamaran maka sejatinya yang memberi ketetapan adalah Allah Swt. Jika menurut Allah si gadis itu benarlah jodoh yang tepat untuk diri Kamu InsyaAllah selalu ada cara dari Allah untuk mempertemukanmu hingga jabat tangan akad pernikahan. Akan tetapi jika menurut Allah itu belumlah yang terbaik, InsyaAllah Allah juga punya cara untuk mengakhiri prosesnya. 
 
Jadi, sebenarnya ketika datang untuk lamaran tak perlu berharap kepada pihak wanita atau pun ayahnya agar diterima. Tetapi berharaplah pada Allah Swt agar diberi ketetapan terbaik menurut-Nya.
 
Datanglah dengan penampilan yang elegan dan rapi
Penampilan adalah penting yang perlu diperhatikan saat mengunjungi rumah calon mertua, datanglah dengan penampilan yang elegan, enak dipandang dan rapi. Tampillah sesuai dengan citra diri anda. Hindari berpenampilan yang terlalu berlebih-lebihan dan mencolok. 
 
Bicaralah apa adanya
Ketika menemui calon mertua, mengajukan diri untuk memperistri anak gadisnya tentu kamu akan berkomunikasi dengan mereka. Mulai dengan memperkenalkan diri, asal daerah, aktivitas saat ini, tentang orang tua dan maksud serta tujuan kedatangan anda. Bicaralah apa adanya sesuai dengan realita. Hindari untuk melebih-lebihkan keadaan atau kondisi diri, mengatakan sesuatu yang tidak ada. Selain itu bohong tentu hal tersebut juga akan merugikan ke dua belah pihak. Sebagai contoh kamu mengatakan kalau anda sudah punya rumah, punya penghasilan 15 juta, punya kendaraan dan seterusnya. Tetapi realitanya tidak seperti itu tentu hal ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari. 
Berbicara jujur dan apa adanya jauh lebih baik daripada anda mengad-ada dengan tujuan menarik hati dan perhatian calon mertua.  
 
Mengenali tipe calon mertua
Menurut hemat dan pengalaman kami ada beberapa tipe calon mertua. Tiap tipe orang tua tentu memiliki pola pendekatan tersendiri. Berikut adalah beberapa tipe calon mertua. 
 
1. Tipe asal anak bahagia
Tipe calon mertua yang pertama adalah tipe asal anak bahagia. Ini adalah tipe calon mertua yang menyerahkan sepenuhnya kepada anak gadisnya soal mengambil keputusan dan menentukan siapa yang akan menjadi suami anaknya. Laki-laki seperti apa yang akan ditolak dan diterima oleh anaknya, sepenuhnya anak gadisnya yang menentukan. Bagi orang tua selama bagi anaknya cocok, suka dan si anak merasa akan bahagia dengan laki-laki itu tentu orang tua akan ikut menerima.
 
2. Tipe inginnya begini, inginnya begitu
Tipe yang kedua ini adalah tipe calon mertua yang tidak memberi ruang bagi anak gadisnya dalam menetapkan keputusan. Ketika orangtua bilang A maka dia berharap anaknya juga akan mengikuti A, begitu juga orangtuanya menginginkan B maka anak wajib mengikuti hal tersebut. 
 
Tipe calon mertua yang seperti ini biasanya telah menetapkan jauh-jauh hari seperti apa standar calon menantu yang diinginkannya. Mulai dari kualitas pribadi, penghasilan, keluarga dan juga status kehormatan. Ketika yang datang ke rumahnya adalah laki-laki yang sesuai dengan standarnya maka dia dengan mudah akan menerima, tetapi jika yang datang jauh dari kriteria yang diharapkan tentu akan berujung pada penolakan. Standar utama yang sering digunakan oleh orang tua tipe ini adalah penghasilan. 
“Berapa penghasilanmu ?” 
“Kamu punya apa ?” Berani-beraninya melamar anak saya. Kurang lebih demikian pemikirannya. 
3. Tipe calon mertua bijak
Calon mertua dengan tipe ini sebenarnya sudah memiliki standar dan harapan tersendiri tentang calon menantu yang diinginkannya. Tetapi dia juga memberi ruang diskusi kepada anak gadis maupun laki-laki yang datang. Jadi, jika laki-laki yang datang tidak sesuai dengan standarnya masih ada kesempatan untuk memusyawarahkannya. Tipe orang tua bijak mengutamakan kualitas agama dan kepribadian calon menantunya, serta juga penerimaan dari anak gadisnya.
 
4. Tipe calon mertua yang tidak mau tau
Emang ada calon mertua yang tidak mau tau akan anaknya ? Ada. Dalam beberapa kasus biasanya adalah ayah yang meninggalkan ibunya karena cerai atau seorang ayah yang masih tinggal bersama anaknya tapi tidak mau tau tentang anaknya. 
 
Suatu ketika pernah ada seorang sahabat muslimah yang berkonsultasi lewat komunitas yang kami kelola. Sahabat kita ini menceritakan satu permasalahan di keluarganya, dimana sang ayah tidak mau tau akan dirinya termasuk ketika ada laki-laki yang melamar. Sehingga ketika ada laki-laki yang datang ke rumah hanya ditemui dan dijamu oleh ibunya. 
 
Jangan lupa bawa buah tangan
Nah, selanjutnya jangan lupa bawa buah tangan. Buah tangan bisa berupa makanan yang mungkin disukai oleh calon mertua anda atau oleh – oleh lainnya seperti baju, atau asesoris kesukaan calon mertua. Idealnya tentu kamu mesti tau apa kesukaan dan kesenangan calon mertua tetapi jika tidak memungkinkan kamu bisa membawa buah tangan yang umum saja seperti martabak, buah-buangan atau oleh-oleh khas daerah kamu. 
 
Buah tangan yang dibawa ini akan sangat bermanfaat untuk mencairkan suasana di awal pertemuan dan menjadi obrolan pembuka yang renyah dengan calon mertua. 
 
Buka dengan obrolan yang mengakrabkan
Tentu saat datang menemui calon mertua, masuk ke dalam rumah, duduk di ruang tamu anda tidak lansung to the point menyampaikan maksud  untuk melamar putrinya. Perlu ada basa-basi dulu sebagai obrolan pembuka, mengenalkan diri, menanyakan kabar, mencari tau kira-kira apa kesukaan calon mertua dan  mengenali lebih dalam kira-kira calon mertua anda termasuk dalam tipe yang mana. 
 
Setelah ngobrol kesana kemari, ikatan sudah mulai terjalin, dan keakraban sudah mulai terbangun barulah tiba saatnya anda sampaikan maksud dan tujuan anda untuk meminang anak gadisnya. Sampaikan dengan lancar, tegas dan penuh wibawa.
 
Pamit dengan penuh keakraban
Setelah menyampaikan maksud dan tujuan untuk meminang putrinya tentu tahapan selanjutnya anda menunggu jawabannya. Ada lamaran yang dijawab lansung ketika itu juga apakah diterima atau tidak, dan ada juga yang pihak keluarga wanita meminta waktu terlebih dahulu untuk musyawarah atau mungkin juga untuk melakukan proses ta’aruf dengan anda. 
 
Bagi anda yang sudah menjalani proses ta’aruf sebelumnya tentu lamaran seperti ini bisa dilakukan sebagai sarana untuk ta’aruf dengan keluarga yang menjadi bagian dari proses ta’aruf juga atau juga bisa sebagai pertemuan dua keluarga besar untuk saling berkenalan dan menentukan tanggal. Jika dalam proses ta’aruf sebelumnya sudah sama-sama ada kesepakatan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
 
Sekian, 
Agus Ariwibowo dan Fidayani
error: Content is protected !!