Materi 20 : Seni Menikmati Penantian dengan Penuh Kebahagiaan

Mengapa penantian jodoh terasa begitu lama dan membosankan ? 
 
Jawaban sederhanya adalah karena “Kamu tidak menikmatinya”. Jadi sebenarnya lama atau singkatnya waktu itu relatif. Contohnya Kamu menunggu kereta selama 1 jam akan jauh terasa lama dibanding menonton film favoritmu selama 3 jam. Benar ya ?
 
Hal ini terjadi karena menunggu kereta kamu tidak suka dan tidak menikmatinya sementara menonton kamu sangat menikmatinya. Bahkan boleh jadi menonton selama 3 jam terasa singkat olehmu. 
 
Lalu bagaimana dengan penantian jodoh ? Ya, sama saja begitu. Kalau kita menikmati penantian jodoh InsyaAllah akan terasa singkat, sementara kalau kita tidak menikmatinya ya akhirnya terasa lama. Saya pernah ketemu orang yang usianya baru 25 tahun tapi sudah uring-uringan, mengeluh dan capek karena merasa jodohnya sangat lama sekali. Sementara saya juga pernah bertemu dengan orang usia 50 tahun lebih belum menikah tetapi dia tetap bahagia, tidak mengeluh, tidak uring-uringan dan lainnya. Benar, beliau sangat menikmatinya.
 
Yang menjadi pertanyaannya adalah tentu bagaimana cara menikmatinya ? Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menikmati masa-masa penantian. Agar masa penantian ini terasa nikmat bahkan kamu bahagia menjalaninya. 
 
1. Menerima ketetapan Allah dengan penuh keikhlasan
Setiap orang akan Allah uji dan ujiannya tentu beda-beda. Ada yang Allah uji dengan jodoh cepat, jodoh lama atau bahkan tidak menemukan jodohnya sama sekali di dunia. 
 
Yang menikah pun akan Allah uji. Allah uji rezekinya, keutuhan rumah tangganya, belum dikasih buah hati, bermasalah dengan mertua, tidak cocok dengan ipar dan sebagainya. Sama kok, sama-sama akan Allah uji. 
 
Nah, untuk bisa menerima ujian ini kita mesti menyadari. Kita ini Bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa.
 
Dulu ketika kita terlahir di dunia tanpa kita minta, tanpa bisa memilih. Tiba-tiba kita lahir saja terlahir begitu saja di sebuah keluarga dan besar disana. Benar ya ? 
 
Karena kasih sayang Allah kita tumbuh besar, bisa berjalan, bisa berbicara, bisa belajar, bisa jatuh cinta dan bisa seperti sekarang. Hampir semua perjalanan tersebut tidak bisa kita kendalikan. Dan, kita semua menerima serta menikmatinya bukan ?
 
Lalu, kenapa untuk urusan jodoh kita merasa berhak menentukan dengan siapa kita menikah dan kapan kita menikah ? Bahkan kita merasa berhak mengatakan Allah tidak adil lantaran kita belum menikah sementara sahabat seusia kita sudah menikah.
 
MasyaaAllah semoga Allah jaga hati kita dari prasangka seperti ini. 
Allah sudah sangat adil, Allah maha adil.
 
Terkadang kitanya sendiri yang tidak bisa adil dalam melihat setiap ketetapan Allah Swt. Agar kita bisa menerima dengan ikhlas kita perlu ingat kembali begitu banyak nikmat dan kebaikan yang telah Allah berikan kepada kita. Kita perlu sadari hal ini. 
 
Lalu, banyak-banyak bersyukur. InsyaAllah dengan izin Allah kita akan bisa mampu melewati masa-masa sendiri dengan penuh rasa syukur dan bahagia. 
 
2. Manfaatkan setiap waktu untuk kebaikan
Yang kedua adalah manfaatkan waktu dan kesempatan yang Allah beri untuk kebaikan. Agar penantian ini dirasa tidak membosankan maka isilah dan padatilah waktunya dengan kebaikan. Kebaikannya bisa dengan membahagiakan orangtua, berbakti dengan beliau.
 
Agendakan waktu-waktu berkualitas bersama orangtua, misal setiap akhir pekan keluar makan bareng orangtua, setiap bulan berkunjung ke suatu daerah jalan-jalan dengan orangtua.
 
Pokoknya cari tau apa kira-kira yang membuat orangtua kita bahagia lalu lakukan itu dengan cara terbaik. 
 
Selanjutnya bisa isi waktunya dengan kegiatan lainnya semisal menjadi aktivis sosial, luangkan waktu membantu orang yang kurang beruntung, luangkan waktu untuk berbagi ilmu dengan mereka. Atau apapun itu aktivitas kebaikan lainnya, lakukanlah dan isi waktumu dengan hal tersebut. 
 
Sebab nanti jika sudah menikah kamu tidak akan memiliki waktu sebanyak masih sendiri. 
 
3. Manfaatkan waktu untuk belajar
Nah ini penting, jangan hanya sibuk cari jodoh saja. Tetapi sibukkan jugalah diri kamu untuk belajar. Siapkan diri menjadi ayah atau ibu yang baik. Pelajari hal-hal apa saja yang penting bagi kamu nanti setelah menjadi ayah atau ibu. 
 
Lalu pelajari juga ilmu menjadi istri dan menjadi suami. Bagaimana komunikasi suami istri, bagaimana psikologi suami istri dan hal penting lainnya. 
 
Jadi, banyak hal-hal penting yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Apakah ini bisa menjamin kebahagiaan dan ketenangan dalam masa penantian ? 
 
Tentu kembali lagi ke diri Kamu masing-masing, tergantung seberapa besar kualitas sabar dan keikhlasannya. 
 
Sekian, 
Agus Ariwibowo & Fidayani
Pelayan di belajartaaruf.com
error: Content is protected !!