Materi 2 : Sebuah Rahasia

Bismillah,. 
Selamat malam sahabat peserta kelas online belajartaaruf.com apa kabar ? Hari ini kita masuk hari ke 2 pembelajaran. 
 
Materi malam ini saya beri judul Sebuah Rahasia hehehe. Jujur saya agak bingung mau memberi judul apa tapi biar bikin penasaran saya kasih judul itu saja. . Materi ini salah satu materi pokok dan sangat penting. Kalau boleh dibilang salah satu pondasi tidak hanya untuk soal perjodohan tapi juga tentang kehidupan kita. 
 
Yuk kita mulai. 
Jika saya berikan beberapa pertanyaan berikut : 
 
1. Apakah ingin mendapatkan jodoh terbaik yang mencintaimu dan Kamupun mencintainya ? 
2. Apakah Kamu ingin segera menemukan atau ditemukan jodohmu ?
3. Apakah Kamu ingin merasa tenang dan damai dalam masa penantian ini ?
4. Apakah Kamu ingin jodoh yang Kamu sukai juga disukai oleh orangtuamu ?
5. Apakah Kamu ingin mendapatkan ridho dan restu dari orangtuamu ?
6. Apakah Kamu ingin menjadi pribadi yang menyenangkan dan banyak orang merasa nyaman dan bahagia ketika bersamamu ?
7. Ada keinginan lainnya ? Tulis saja sendiri. 
 
Saya yakin tentu jawaban sahabat semua adalah SAYA MAU, iya setiap kita tentu mau dan menginginkan hal itu. Namun sayangnya tidak semua diantara kita tau caranya. Kabar baiknya sebentar lagi sahabat semua akan tahu caranya. Atau akan ngeh dan  sadar sebab selama ini sudah tau caranya tetapi belum ‘ngeh’ atau menyadarinya. 
 
Ini tentang pikiran dan hati kita. 
Mungkin sahabat semua pernah mendengar rangkaian kalimat bijak :

Apa yang sering  Kamu lihat dan dengarkan akan mempengaruhi pikiranmu.
Apa yang sering Kamu pikirkan akan mempengaruhi ucapanmu.
Apa yang sering Kamu ucapkan akan mempengaruhi tindakan / perbuatanmu.
Setiap tindakanmu akan membentuk kebiasaanmu.
Kebiasaan yang terus dipupuk akan membentuk karaktermu. 
Karakter yang terus dibiarkan akan menentukan nasibmu.

Atau Kamu juga mungkin sudah pernah mendengar ucapan sang tercinta Rasulullah Saw berikut : 
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)
Sampai disini tentu sahabat semua sudah mulai menyadari kalau ternyata pikiran dan hati kita sangat memberi dampak serta pengaruh bagi kehidupan kita termasuk juga soal perjodohan. Untuk itu dimateri ini Kami mengajak sahabat semua untuk mulai menjaga pikiran dan hatinya untuk selalu baik. Berpikiran positive dan memiliki perasaan yang positive. Atau mungkin juga bahasa lainnya berprasangka baik (husnuzhon). 
 
Berprasangka baik pada siapa ? 
 
1. Yang pertama dan utama tentu berprasangka baik pada Allah Swt 
Jangan sampai kita malah menjadi hamba yang berprasangka buruk pada-Nya. Ketika belum Allah pertemukan dengan jodoh kita malah menganggap Allah tidak adil, nggak sayang sama kita.
 
Disuruh berdoa malah mengeluh “Sudah capek berdoa tapi jodohnya belum ada juga”Disuruh rajin ibadah mengeluh juga “Saya ini sudah rajin shalat, rajin baca Alquran, rajin dzikir tapi kok gagal mulu taarufnya”  Atau keluhan serupa lainnya. Tapi mudah-mudahan sahabat semua dijauhkan dari hal yang seperti ini. Sebab saya berprasangka baik sahabat yang mengikuti kelas online shalih/shaliha semua. Aamiin. 
 
2. Yang kedua adalah berprasangka baik kepada manusia
Bagian kedua ini adalah tentang membangun hubungan baik dengan sesama manusia. Coba kita evaluasi diri kita selama ini, bagaimana hubungan dengan keluarga, sahabat, tetangga atau bahkan orang lain tidak dikenal yang kita temui. Sudahkah kita berprasangka baik pada mereka. Atau malah lebih sering curigaan hehe. Sebagai contoh misal ditanyain kapan nikah, bawaannya lansung kesel dan ngambek sambil membatin “Parah ini orang menyinggung gua lagi kayaknya” hehe. Kedepannya kalau ditanya seperti itu cobalah untuk berprasangka baik, berprasangka baik kalau itu tanda perhatiannya seseorang pada kita. 
 
Buruknya hubungan antar teman, salah satu penyebabnya adalah adanya prasangka buruk dan saling curiga. So, mulai saat ini mari kita menjaga hati dan pikiran kita untuk selalu berprasangka baik. 
 
3. Berprasangka baik pada setiap kejadian dan keadaan
Pada bagian ketiga ini kata kuncinya adalah “Ambil hikmahnya”, mencoba mengambil setiap hikmah kebaikan dari setiap kejadian yang Allah takdirkan untuk kita. Contoh lagi mencintai seseorang eh dianya malah menikah dengan orang lain. Daripada galau dan sakit hati mending kita coba ambil hikmahnya. Berprasangka baik boleh jadi itu sebagai tanda kalau Allah sedang mempersiapkan jodoh terbaik untukmu. Boleh jadi itu menandakan kalau orang itu bukanlah yang terbaik untukmu. Intinya coba ambil hikmahnya. 
 
Sebagai bahan renungan sahabat semua boleh baca lagi firman Allah Swt dalam surah Sad ayat ke 27 : 
 “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah.”
Sampai disini sudah mulai paham ? Mudah-mudahan Allah beri kepahaman untuk kita semua ya. Aamiin Ya Allah. 
 
Ya, pada intinya ketika pikiran dan hati kita lebih banyak berprasangka buruk maka secara tidak lansung perasaan yang kita rasakan terasa buruk. Secara tidak lansung energi dan aura kita jadi buruk (negative). Alhasil ketika kita menjalani kehidupan seperti ini tentu kita sendiri merasa tidak enak dan tidak nyaman. Kegelisahan yang terus menerus, kegalauan tiada henti, hilang kepercayaan diri, minder. Dan ujung-ujungnya orang-orang disekitar kita akan merasakan energi negative dalam diri kita. Ketika ini terjadi tentu sahabat semua tahu salah satu akibatnya adalah kita kehilangan daya tarik. 
 
Atau begini deh, coba sahabat semua lakukan ini. Berdiri di depan cermin besar lihat dirimu dengan seksama dari ujung kepala sampai kebawah. Lihat juga isi hati dan pikirannya, lihat juga perilakunya terhadap orang-orang sekitarnya, lihat juga bagaimana ibadahnya terhadap Rabbnya. 
 
Sekarang tanya pada diri sendiri kira-kira suka nggak sama orang yang ada dalam cermin itu ? Hehehe. Apa yang Kamu rasakan ?
 
Kalau dirimu merasa kurang suka atau malah tidak suka dengan orang dalam cermin itu.Maka itu bagus, itu pertanda Kamu harus segara berubah, segera berbenah menjadi pribadi yang lebih baik. Bisakah kita berubah ? Biarlah Allah Swt yang menjawabnya dalam surah Ar-Ra’d ayat ke 11 : 
 
“..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..”
 
Lihat kata yang berwarna merah, merubah keadaan diri maksudnya juga tentu merubah cara berpikir kita, cara kita memandang kehidupan ini dan juga merubah hati kita. Hingga sampai disini sahabat semua tentu sepakat kalau hijrah yang sesungguhnya diawali dengan merubah cara berpikir kita dalam memandang segala sesuatu. Lebih tepatnya berusaha berprasangka baik pada Allah Swt, pada sesama dan juga pada setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita. 
 
4. Menjaga hati untuk selalu bersih.
Eh kok ngomong bersih, emang hati bisa kotor ? Tentu bisa. 
 
Nah berikut kami tulis beberapa tanda hati yang kotor : 
 
1. Egois, merasa diri sendiri adalah segalanya. Selalu menganggungkan harga diri.
2. Marah, mudah tersulut api kemarahan atau istilah kekiniannya sumbu pendek. Tersinggung sedikit saja meledak. Kalau sudah marah sulit mengandalikan diri seperti ngomel, diam seribu bahasa, ngambek, dendam, dongkol. 
3. Serakah, terlalu mencintai dunia, tidak ikhlas ketika memberikan pertolongan pada orang lain, berharap setiap yang diberikan kepada orang lain dibalas. 
4. Ketakutan yang berlebihan, takut nggak nikah, takut ntar salah pilih pasangan, dan ketakutan lainnya. 
5. Keresahan, kegaluan, hati tidak tenang, membiarkan diri terpuruk dalam kekecewaan yang mendalam. 
6. Tidak jujur pada diri sendiri ataupun orang lain. Mudah berbohong bahkan untuk hal-hal yang sangat sederhana dan tidak perlu dibohongkan. Sebab pada tahap ini bohong sudah menjadi bagian dari hidupnya. 
7. Zhalim, senang menyakiti orang dan bahagia saat orang lain tersakiti
8. Memendam rasa bersalah secara berkepanjangan, minder, rendah diri, merasa diri paling menderita dan paling sial. Serta sulit untuk melihat nikmat dari Allah Swt. 
9. Pelit,pelit soal harta ataupun perbuatan. Susah senyum pada orang lain, malas memberikan bantuan pada orang lain, cuek dan acuh tak acuh pada sekitar. 
10. Trauma, misal pernah gagal dalam percintaan sehingga takut untuk membuka hati pada orang lain. Menganggap semua laki-laki sama jahatnya atau berpikiran semua wanita itu sama – sama mengecewakan. 
11. Sering melakukan aktivitas maksiat bahkan jadi candu. Misal kecanduan menikmati pornografi, onani ataupun mastrurbasi. 
12. Penyesalan yang mendalam dan berlebihan akibat kesalahan masa lalu. 
13. Dan lain – lain.
 
So, sampai disini kira-kira ada salah satu dari sekian banyak kotoran hati ini yang masih menempel di hatimu ?
Saya berharap sih tidak ada ya dan semoga Allah jaga hati kita dari kotoran hati ini. 
 
Tapi, jika seandainya ada maka saat inilah waktu yang tepat untuk mulai pelan perlahan membersihkannya. Ingat ya saat ini. Dimulai dari menyadarinya dan berdoa pada Allah agar diberi kemudahan dalam membersihkan hati kita. 
 
Berikut adalah beberapa hal yang bisa Kamu lakukan untuk membersihkan hati dan pikiran dari kotorannya
 
1. Bukunya sudah disiapkan ? Nah sekarang silakan tulis dibuku tersebut dari 11 jenis kotoran hati diatas adakah kotoran yang masih menempel di hatimu ? Jika ada tulis apa saja itu. 
 
2. Setelah ditulis silakan direnungkan, lalu buat komitmen dalam hati kalau Kamu akan berusaha sebaik mungkin untuk membersihkannya. Lakukanlah itu karena Allah Swt, untuk orang-orang yang Kamu cintai dan mencintaimu dan juga untuk orang-orang yang akan menjadi bagian hidupmu di masa depan. Mereka adalah pasangan hidupmu dan juga anak-anakmu. 
 
Tentu Kamu tidak ingin pasangan hidupmu dan anak-anakmu kelak akan merasakan keburukan atas dampak dari kotoran-kotoran hatimu yang tidak dibersihkan ? 
 
Sebagai contoh Kamu punya kotoran hati pemarah. Kamu nggak bersihkan kotoran ini hingga akhirnya nanti Kamu menjadi sosok pemarah terhadap pasangan hidupmu atau yang lebih menyedihkan pemarah terhadap anak-anakmu nanti. Tentu Kamu tidak ingin kotoran-kotoran hati itu mengotori hati anak-anakmu nanti. Kamu pemarah, lalu anakmu jadi pemarah juga. Begitu seterusnya sampai ke cucumu. Karena memang kotoran hati itu menular, anak yang pemarah jika ditelusuri juga berasal dari keluarga yang pemarah. 
 
Tidak mau kan ? Yuk ah, mumpung masih sendiri mari berbenah diri. 
 
3. Istigfar, mohon ampunan pada Allah Swt atas segala kekhilafanmu selama ini dan berdoalah pada-Nya agar Kamu diberi kemudahan untuk membersihkan kotoran-kotoran hatimu. Berdoa pada Allah agar diberi kemudahan dalam membersihkan kotoran-kotoran hatimu. 
 
4. Nikmati prosesnya, mungkin dalam proses membersihkan kotoran hati ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Bersabarlah dan nikmati prosesnya. Jangan mudah menyerah. 
 
5. Mulai saat ini sebisa mungkin, semaksimal mungkin cobalah untuk berprasangka baik pada Allah Swt, pada sesama dan juga pada setiap kejadian yang terjadi. 
 
6. Coba ingat-ingat kejadian yang menimpamu dalam kehidupan ini dan Kamu anggap buruk. Pilih 3 saja yang paling membekas di hatimu. Lalu tulis hikmah kebaikan yang Kamu dapatkan dari kejadian tersebut di buku yang telah disediakan. 
 
Baik, sampai disini materi malam ini. Silakan baca pelan-pelan. Nikmati dan kerjakan tugasnya ya. Selamat berubah dan berbenah menjadi pribadi yang lebih baik.
 
Sekian, dari sahabatmu.
Agus Ariwibowo & Fidayani
error: Content is protected !!