Berdamai dengan orangtua
Bismillah,.
Kita lanjut ya, materi malam ini adalah tentang berdamai dengan orangtua. Materi ini penting karena dari hasil sharing dan konsultasi peserta ternyata tidak sedikit yang memiliki masalah dengan orangtua. Masalah yang terjadi biasanya beragam, mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang cukup rumit.
Beberapa masalah yang mungkin sering terjadi antara anak dan orangtua :
1. Hubungan renggang dengan orangtua. Tinggal serumah tapi hati antara orangtua dan anak tidak menyatu. Sehingga anak mengalama rasa segan / takut / malu dalam menyampaikan sesuatu pada orangtuanya termasuk perkara jodoh.
2. Sulit menyatukan pendapat antara orangtua dan anak. Orangtua punya keyakinan sendiri begitu juga anak punya keyakinan sendiri atas pilihan hidupnya. Contoh soal jodoh, orangtua inginnya anaknya menikah dengan si A namun si anak malah maunya dengan B.
3. Sulit menyampaikan nilai – nilai Islam kepada keluarga. Terjadi jika anak sudah hijrah namun orangtuanya belum.
4. Anak mengecewakan orangtua. Terjadi jika anak pernah melakukan suatu kesahalan yang mungkin sangat besar sehingga mengecewakan orangtua seperti putus sekolah, putus kuliah, atau mungkin juga pacaran kelewatan batas hingga akhirnya hamil di luar nikah.
5. Orangtua menelantarkan dan tidak peduli pada anak. Biasanya ini terjadi bagi keluarga broken home. Orangtua bercerai, meninggalkan anaknya, tidak peduli pada anaknya lagi sehingga meninggalkan kemarahan dalam diri anak.
6. Anak yang terlalu dimanja oleh orangtuanya sejak kecil, semua keinginannya dituruti dan setelah besar menjadi anak yang suka membantah dan membangkan orangtuanya.
7. Salah menempatkan prioritas cinta, berawal dari mencintai seseorang lalu tidak direstui oleh orangtua dan akhirnya malah balik kesal bahkan membenci orangtuanya sendiri. Orang-orang dengan kasus seperti ini pada kasus tertentu memilih nikah lari, nikahi siri tanpa sepengetahuan orangtuanya.
8. Orangtua selalu meminta anaknya untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dan adik-adiknya. Sehingga si anak merasa terdesak dan terpaksa.
9. Ada yang dipaksa agar segera menikah oleh orangtuanya sementara dia sendiri kebingungan dalam menemukan jodoh.
10. Dan, masalah lainnya.
Saya yakin sahabat semua tentu telah hafal dan tahu bahwa ridho Allah ada pada ridho orangtua. Sehingga jika orangtua tidak ridho maka tentu akan menghalangi ridhonya Allah (selama hal tersebut masih dalam koridor syariat tentunya).
Orangtua adalah lingkaran terdekat dengan hidup kita. Melalui ibu kita ada dalam kandungannya selama 9 bulan, lahir kedunia disapihnya hingga 2 tahun dan selalu menghabiskan hari – hari dengannya. Begitu juga dengan ayah, dalam darah kita mengalir darahnya.
Saking dekatnya getaran orangtua dengan diri kita juga sangat dekat meskipun kita tidak sedang bersama. Kalau guru saya mengatakan kita satu, sama dan saling terhubung.
Dulu ketika orangtua saya masih di kampung (sumatra barat) dan saya di Jakarta. Kami terpisah dengan jarak yang begitu jauh, tapi hati dan perasaan Kami saling terhubung. Sering terjadi ketika saya ada keinginan menelpon ibu saya di kampung telpon dari ibu lansung masuk, atau ketika saya merasa khawatir / tidak enak ibu saya di kampung juga merasakan hal ini, hatinya tidak enak dan khawatir.
Bulan maret kemaren saya pulang kampung untuk silaturahim ke papa saya, disini saya menemukan satu keajaiban . Yaitu Ghazi putra pertama saya usia 4 tahun lansung akrab dan merasa sangat dekat ketika bertemu dengan papa saya. Padahal itu pertemuan pertamanya dan selama ini juga tidak pernah komunikasi lewat telepon. Jadi benar-benar baru pertama kali bertemu lansung akrab, sementara saya tau Ghazi cukup susah untuk akrab dengan orang asing yang baru dikenalnya. Sampai orang – orang dikampung papa sayapun heran kok bisa ya lansung lengket dan nempel gitu hehe.
Penjelasan sederhananya tentu karena ghazi putra saya, saya putra papa saya. Dalam darah Kami mengalir darah yang sama. Getarannya pun sama sehingga lansung satu frekuensi dan cocok. Jadi kita dan orangtua kita satu saling terhubung.
1. Ketika kita memberikan sinyal baik pada orangtua dan orangtua merasa bahagia akhirnya menghadirkan sinyal dan energi positive akhirnya maka kita kecipratan eneregi positivenya. Ibaratnya kalau dalam matematika (+ ) ditambah dengan (+). Disinilah kebahagiaan hidup akan dirasakan ketika hubungan baik dengan orangtua.
2. Begitu juga sebaliknya kalau orangtua memberikan energi negative sebab dari buruknya tingkah laku kita maka getarannya akan menghasilkan energi negative (-). Nah disinilah kita perlu sangat berhati-hati pada orangtua, saking berhati-hatinya Allah Swt sampai berfirman tentang hal ini, mengingatkan kita agar jangan mengakatan “Ah” pada orangtua, mengatakan “ah” saja dilarang. Silakan baca Al – Israa ayat 23 – 24.
3. Bagaimana jika orangtua sendiri yang malah menzhalimi kita ? Misal orangtua kita selalu marah, benci, meninggalkan kita, tidak bertanggung jawab pada kita serta memberikan hal buruk lainnya. Disini jelas terlihat kalau sinyal negative (-) diberikan oleh orangtua kita. Agar tidak menjadikan energi kita menjadi negative juga maka respon kita sangat menentukan. Jika orangtua kita memberikan negative (-), jika kita berikan negative (-) juga akhirnya energinya sama-sama negative. Ibaratnya ketika orangtua kita memberikan keburukan lalu kita balas dengan keburukan, kita benci padanya, kita dendam padanya dan sakit hati akhirnya hidup kita menjadi negative (-) juga.
Inilah salah satu sebabnya banyak dari anak-anak broken home yang akhirnya hidupnya juga bermasalah. Sebab dia merespon keburukan orangtuanya juga dengan keburukan. Mereka mungkin mengira untuk apa memaafkan orangtua saya kalau perlakuannya seburuk itu padaku. Dia mengira memaafkan orangtua itu yang akan mendapatkan keuntungannya adalah orangtuanya. Padahal tidak, memaafkan itu untuk dirimu sendiri. Yang akan merasakan nikmat dari memaafkan itu adalah dirimu sendiri.
Jadi solusinya adalah berikan respon positive, seburuk apapun perlakuan orangtua kita pada kita berikan sebanyak-banyaknya perlakuan baik. Agar energi negativenya menjadi positive. Misal orangtua kita memberikan (-2) kita respon dengan (+10) akhirnya jadi (+8). Akhirnya jadi positive, jadi lebih baik.
3 Konsep dasar membangun hubungan baik dengan orangtua
1. Menerima apapun kondisi dan siapapun orangtua kita sebagai sebuah ketetapan Allah
Masih ingat materi kemaren ? Kalau kita tidak bisa memilih terlahir dari orangtua seperti apa. Kita juga tidak bisa memilih untuk terlahir dari keluarga yang seperti apa. Ini takdirnya, tidak bisa kita tolak. Kita hanya bisa menerima dengan ikhlas dan mengambil hikmahnya.
2. Memahami kewajiban kita masing-masing terutama kewajiban kita sebagai anak
Orangtua punya kewajiban atas anaknya dan kewajiban orangtua ini akan dipertanggungjawabkannya dihadapan Allah kelak. Begitu juga kita sebagai anak kita punya kewajiban yang nanti juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Masing – masing kita punya kewajiban. Ketika orangtua kita tidak menjalankan kewajibannya dengan baik terhadap kita maka tidak akan menggugurkan kewajiban kita terhadap orangtua kita.
Singkatnya bagaimanapun perlakuan orangtua kita terhadap kita, kita tetap wajib berbakti padanya.
3. Dalam hidup ini ada hal – hal yang bisa kita kendalikan dan tidak bisa kita kendalikan
Dalam membangun hubungan dengan orangtua perlakuan orangtua terhadap kita tidak bisa kita kendalikan. Tapi perlakuan kita terhadap orangtua kita bisa kita kendalikan. Maka fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Untuk yang tidak bisa kita kendalikan serahkan dan pasrahkan pada Allah Swt. Berdoa terus menerus pada Allah, biar Allah yang bantu untuk mengubahnya. Sembari ikhtiar maksimal berikan perlakuan terbaik pada orangtua kita.
Lalu apa hubungannya dengan jodoh ?
Hm, begini sahabat semua. Diatas kan ada tanda (+) dan (-) , ketika hubungan kita buruk dengan orangtua maka secara tidak lansung kita juga membuat keadaan hidup kita menjadi buruk. Termasuk juga soal perjodohan.
Lalu apakah jika hubungan baik dengan orangtua akan menjamin jodoh menjadi lebih cepat datangnya ? Wallahualam. Tetapi yang pasti ketika diri kita dalam kondisi positive maka akan hadir ketenangan dari dalam diri. Dengan hadirnya ketenangan dalam diri mudah-mudahan akan mempercepat hadirnya jodoh terbaik pilihan hati. Kalaupun Allah belum beri jodoh ia akan lebih tenang dan merasa lapang dalam menghadapinya.
Dan, sekarang jeng…jeng…jeng. Kita mulai tugas.
1. Renungkan dan evaluasi bagaimana hubungan kita dengan orangtua selama ini
2. Terima dengan ikhlas, maafkan jika ada perlakuan orangtua yang tidak mengeenakkan atau menyakitkan diri kita.
3. Temui orangtua dan minta maaaf pada orangtua. Coba tanya sama orangtua apakah selama ini ada perlakuan atau sikap kita yang kurang disukainya atau malah menyakitkan hatinya. Kalau ada mintalah maaf dengan serius sampai orangtua kita benar-benar memaafkan.
4. Coba tanya sama orangtua apa yang sebenarnya beliau harapkan dan inginkan dari kita yang mana jika kita melakukan itu beliau sangat senang dan bahagia.
5. Bagi yang terpisah dari orangtuanya atau sudah ditinggalkan orangtuanya bisa temui orangtuanya maafkan dan minta maaf padanya. Jika jaraknya jauh agendakan untuk menelponnnya secara berkala.
6. Sediakan waktu khusus bersama orangtua. Misal sebulan sekali ajak orangtua makan keluar. Atau bisa juga dengan membelikan makanan kesukaan orangtua, membantu wujudkan impian orangtua dan aktivitas kebaikan lainnya.
7. Selalu ingat dan pahami seburuk apapun perlakuan orangtua pada kita balaslah dengan sebanyak-banyaknya kebaikan agar hubungan kita menjadi (+)
8. Bangun hubungan baik dengan keluarga terdekat orangtua misal kakaknya atau adiknya.
Huft..Mungkin ada beberapa diantara sahabat semua yang menarik napas dan merasa berat melakukan itu semua. Itu wajar hehe. Disanalah perjuangannya, jika berhasil maka yakinlah sahabat semua akan merasakan nikmatnya. Mungkin akan butuh waktu dan proses dalam menjalaninya. Nikmati saja.
Demikian materi malam ini,
Sekian dari sahabatmu,
Agus Ariwibowo & Fidayani