Foto: Pixabay

Selingkuh semula menjadi hal paling dihindari seluruh pasangan menikah. Sayangnya bahkan dalam pernikahan paling bahagia sekali pun, perselingkuhan tetap bisa terjadi.

Selingkuh adalah bentuk ketidakjujuran dalam pernikahan, yaitu menyeleweng terhadap pasangan. Suami atau istri melanggar janji setia dan komitmen yang dibuat bersama setelah menikah di depan penghulu dulu.

Kesepian, satu alasan paling umum pasangan berselingkuh. Sepi karena bosan, sepi karena suami atau istri jauh dan tak selalu berada di sisi saat dibutuhkan, sepi karena pasangan memilih pergi saat berargumen alih-alih bicara baik-baik dan mencari solusi bersama. Emosi mengalahkan logika.

Selingkuh itu tidak mengejutkan. Yang mengejutkan adalah siapa yang melakukannya lebih dulu, istri atau suami?

Fenomena Selingkuh

Sosiolog dari Institute for Family Studies Amerika Serikat, Nicholas Wolfinger menganalisis hasil General Social Survey yang rutin dilakukan sejak 1991 hingga terakhir 2017 lalu.

Ia menemukan di awal 2000-an, mereka yang berusia 18-55 tahun atau Generasi Baby Boomers lebih mungkin memiliki anak di luar nikah. Anaknya terlahir dari pasangan belum menikah, atau dari pasangan selingkuh. Fenomena ini berubah sejak 2004 di mana orang-orang lebih banyak berkomitmen setia dalam ikatan pernikahan.

Bagaimana tren selingkuh pasangan milenial? Belum ada bukti mereka yang sekarang berusia 24-32 tahun dan sudah menikah cenderung setia dibanding mereka yang berusia sama pada era 1980-an.

Sosiolog John Hopkins University, Andrew Cherlin mengatakan pasangan milenial lebih selektif sebelum menikah. Inilah mengapa usia pernikahan Generasi X ini semakin tua, rata-rata 30 tahunan.

Perselingkuhan semakin jarang terjadi pada pasangan milenial berpendidikan, namun tidak berlaku bagi pasangan lain yang berpendidikan rendah atau di bawah rata-rata.

Gen-X berpendidikan, sebut Cherlin cenderung menghindari perselingkuhan karena mereka masih muda dan idealis. Mereka sosok aktif dan sibuk mempertahankan citra baik dari diri, terutama untuk menunjang urusan pekerjaan. Ini membuat mereka tak ingin menodai kehidupan rumah tangga dengan sesuatu yang sangat duniawi dan impulsif, seperti selingkuh.

Penyebab Selingkuh

Alasan seseorang berselingkuh tak pernah sederhana, tapi kompleks. Psikoterapis dan penulis buku Fragile Power: Why Having Everything Is Never Enough, Paul Hokemeyer mengatakan seks bukan penyebab utama seseorang berselingkuh.

Alasan umum adalah ada rasa kekurangan dalam hidup yang membuat seseorang merasa tidak lengkap dengan pasangannya. Mereka merasa ada yang berubah saat berhubungan seksual dengan pasangan. Kosong, hampa, meski secara fisik keduanya intim dan dekat.

Kebanyakan suami atau istri berselingkuh mengaku mereka berpaling ke lain hati demi mengisi kekosongan emosional akibat pasangan.

Berikut adalah tujuh alasan umum pasangan berselingkuh.

1. Tidak bahagia

Salah satu pasangan merasa tidak bahagia secara emosional maupun seksual terhadap pasangannya. Pria mengekspresikan cinta dengan cara yang lebih fisik. Seks adalah jalur utama koneksi dan keintiman hubungan dengan istri.

Istri mengekspresikan cinta dalam bentuk perhatian, pujian sederhana, apresiasi, dan sentuhan sayang. Saat istri tak lagi merasakan itu pada suami, perasaannya hampa.

Dua pandangan berbeda antara pria dan wanita ini sudah begini adanya sejak dahulu kala. Sayangnya sampai sekarang pun pasangan sering melupakan hal itu.

2. Kurang dihargai

Pasangan berselingkuh bisa karena merasa tidak dihargai dan diabaikan. Faktor kedua ini lebih banyak dialami perempuan.

Contoh sederhana, ketika suami dan istri sama-sama bekerja, istri masih harus menanggung beban pekerjaan rumah tangga, seperti mengurus rumah dan anak. Suami yang tak peka tidak akan mengerti kesulitan tersebut dan tak tergerak membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.

Konsultan pernikahan sekaligus penulis buku Blindsided By His Betrayal, Caroline Madden mengatakan klien perempuannya banyak mengaku tergoda berselingkuh karena suami tak pernah lagi ‘mengejar’ mereka.

Mengejar di sini bentuk jamak dari memberi perhatian dan pujian. Istri mana pun selalu merindukan penghargaan kecil dari suami, apakah itu seikat bunga, dipuji karena terlihat cantik, dipuji karena masakannya enak, dan apresiasi kecil lainnya.

3. Bosan

Bosan bisa memicu suami atau istri berselingkuh demi mencari sensasi berbeda di luar sana. Bosan bisa terjadi karena kurangnya komunikasi antara pasangan.

Sebelum menikah, pasangan rutin saling memberi kabar, chat setiap 2-3 jam, pokoknya tiada hari tanpa kabar dari kekasih. Setelah menikah, komunikasi melalui ponsel hanya terjadi di jam makan siang, sore, atau sebelum tidur jika sedang berjauhan. Panggilan telepon pun jarang dilakukan.

Istri setiap hari terlalu sibuk mengurus rumah dan anak, suami kadang merasa diabaikan. Suami mungkin paham kesibukan istrinya, namun tidak selalu bisa menerima keadaan tersebut, sehingga godaan jahat datang.

Beberapa orang bahkan menyebut mereka berselingkuh saat dilanda bosan justru untuk mempertahankan pernikahan.

4. Faktor usia

Pernah mendengar lagu Anggun C Sasmi berjudul Tua-Tua Keladi kan? Akan tiba masanya seorang laki-laki mengalami yang namanya puber kedua.

Berbagai penelitian ilmiah memperkirakan puber kedua terjadi di pertengahan usia, sekitar 40-50 tahun. Salah satu ciri terlihat adalah pria ingin membuktikan dirinya masih memiliki pesona yang menarik perhatian lawan jenis. Mereka juga ingin tampak lebih muda dan lebih peduli penampilan.

5. Balas dendam

Jika salah satu pasangan berselingkuh atau menyakiti pasangannya lebih dulu, pasangan lain bisa jadi melakukan hal sama untuk balas dendam.

6. Gangguan kesehatan

Pasangan yang menunjukkan kebiasaan atau gejala kecanduan seks berpeluang besar untuk selingkuh. Gangguan kesehatan seperti ini sering disebut hypersexual disorder.

Sekitar lima persen orang mengidap kelainan ini. Mereka selalu kurang puas berhubungan dengan satu pasangan dan ingin menuntut lebih, sehingga mencari orang lain.

7. Bertemu cinta baru

Dari semua penyebab perselingkuhan, alasan terakhir ini paling menyakitkan. Salah satu pasangan dengan sadar berselingkuh dan memilih bersama selamanya dengan selingkuhannya tersebut.

Kasus seperti ini contohnya sering kita saksikan di kalangan artis luar negeri juga dalam negeri, seperti fenomena Jen-Brad-Angelina alias Jennifer Aniston – Brad Pitt – Angelina Jolie.

Ungkapan tak ada yang bisa merebut siapapun yang tak ingin direbut tampaknya tak selalu benar. Seyakin apapun dengan kesetiaan pasangan, sebahagia apa pun pernikahan, peluang berpindah ke lain hati itu selalu ada.

Alasan Sekunder Selingkuh

Selain alasan di atas, ada juga alasan sekunder yang memicu pasangan berselingkuh. Mau tahu beberapa di antaranya?

Pertama, internet. Ya, saat ini banyak pasangan berselingkuh secara online. Ini namanya tetap berselingkuh, meski keduanya tak pernah bertatap muka langsung di dunia nyata.

Foto: Pixabay

Kedua, pornografi. Meski faktor ini sering diabaikan, pornografi tetap membahayakan pernikahan. Banyak suami atau istri suka menonton film-film tak senonoh, atau membuka situs-situs berbau pornografi. Pornografi berpotensi menjadi pintu gerbang bagi pasangan untuk berselingkuh di dunia nyata.

Ketiga, adanya peluang. Ketidakhadiran pasangan, misalnya bekerja untuk waktu lama di kota lain atau menjalankan tugas negara di negeri orang memberi peluang besar bagi salah satu pasangan berselingkuh. Ketidakhadiran pasangan menyebabkan pasangan lain kesepian dan akhirnya mencari sosok pengganti.

Agenda selingkuh sama sekali tak pernah ada dalam perencanaan pernikahan. Ini adalah topik menyusahkan, namun tetap harus diantisipasi pasangan dengan kritis.

Tidak ada hubungan pernikahan yang kebal dari perselingkuhan. Jaga rumah tangga Anda dengan terus memperkuat ikatan suci ini setiap hari.